Belajar Apapun Jadi Mudah

Sejarah BPUPKI

Sejarah BPUPKI

Sejarah BPUPKI – Pada tahun 1944, tepatnya pada bulan Juni Angkatan Perang Amerika Serikat mampu menaklukan seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik yaitu Papua, Saipan, Kepulauan Marshall dan Kepulauan Saloman. Peristiwa ini juga diikuti dengan pergantian perdana menteri Jepang PM Tojo yag digantikan oleh Jewndral Kunaiki Koiso. Pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang parlemen Jepang PM Koiso berjanji bahwa Indonesia akan diperkenankan untuk kemerdekaan.

Pada 29 April 1945 pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut Dookoritsu Junbi Coosakai. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat dengan 73 anggota, terdiri atas 66 orang Indonesia dan 7 orang Jepang yang bertugas mengamati. Upacara peresmian BPUPKI berlangsung di gedung Cuo Sang In (sekarang gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta, 28 Mei 1945.

Latar Belakang Dibentuk BPUPKI

Latar belakang pembentukan BPUPKI tertulis dalam Maklumat Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei 1945. Sebab dikeluarkannya Maklumat tersebut karena kedudukan Jepang yang semakin terancam melawan Sekutu. Kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI hanya untuk memikat hati rakyat Indonesia dan untuk melaksanakan politik kolonialnya.

Tujuan Dibentuk

Tujuan dari pembentukan BPUPKI adalah menarik simpati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang melawan Sekutu dan untuk menyelidiki hal penting yang berkaitan proses pembentukan Republik Indonesia merdeka.

Anggota

Pengangkatan anggota BPUPKI pada tanggal 1 April 1945. Berikut adalah nama anggota BPUPKI :

  • Ketua              : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
  • Wakil Ketua    : R.P. Seoroso (Indonesia)
  • Wakil Ketua    : Ichibangse Yoshio (Jepang)

Anggota BPUPKI dari Indonesia

Berikut adalah anggota bpupki dari Indonesia :

  1. Abdul Kaffar
  2. Abdul Kahar Muzakir
  3. Agus Muhsin Dasaad
  4. AR Baswedan
  5. Bandoro Pangeran Hairo Purobujo
  6. Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo
  7. Bendoro Pangeran Hairo Bintoro
  8. Dr. Raden Buntaran Martoatmojo
  9. Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja
  10. Dr. Samsi Sastrawidagda
  11. Dr. Sukiman Wiryosanjoyo
  12. Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat
  13. Drs. Muhammad Hatta
  14. K. H. A. Ahmad Sanusi
  15. Haji Abdul Wahid Hasyim
  16. Haji Agus Salim
  17. Ir. Pangeran Muhammad Nur
  18. Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar
  19. Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo
  20. Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo
  21. Ir. Soekarno
  22. K.H. Abdul Halim Majalengka
  23. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat
  24. Ki Bagus Hadikusumo
  25. Ki Hajar Dewantara
  26. Kiai Haji Abdul Fatah Hasan
  27. Kiai Haji Mas Mansoer
  28. Kiai Haji Masjkur
  29. Liem Koen Hian
  30. Mas Aris
  31. Mas Sutarjo Kartohadikusumo
  32. Mr. A. A. Maramis
  33. Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro
  34. Mr. Mas Besar Martokusumo
  35. Mr. Mas Susanto Tirtoprojo
  36. Mr. Muhammad Yamin
  37. Mr. Raden Ahmad Subarjo
  38. Mr. Raden Hindromartono
  39. Mr. Raden Mas Sartono
  40. Mr. Raden Panji Singgih
  41. Mr. Raden Syamsudin
  42. Mr. Raden Suwandi
  43. Mr. Raden Sastromulyono
  44. Mr. Yohanes Latuharhary
  45. Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso
  46. Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
  47. Oey Tiang Tjoei
  48. Oey Tjong Hauw
  49. P.F. Dahler
  50. Parada Harahap
  51. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo
  52. Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat
  53. Prof. Dr Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma
  54. Raden Abdul Kadir
  55. Raden Abdulrahim Pratalykrama
  56. Raden Abikusno Cokrosuyoso
  57. Raden Adipati Ario Purbonegoro Sumitro Kolopaking
  58. Raden Adipati Wiranatakoesoema V.
  59. Raden Asikin Natanegara
  60. Raden Mas Margono Joyohadikusumo
  61. Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
  62. Raden Oto Iskandardinata
  63. Raden Rusian Wongsokusumo
  64. Raden Sudirman
  65. Raden Sukarjo Wiryopranoto
  66. Tan Eng Hoa

Anggota BPUPKI dari Jepang

Berikut adalah anggota bpupki dari Jepang :

  1. Matuura Mitukiyo
  2. Miyano Syoozoo
  3. Tanaka Minoru
  4. Tokonami Tokuzi
  5. Itagaki Masumitu
  6. Masuda Toyohiko
  7. Ide Teitiroo

Sidang BPUPKI

Secara resmi BPUPKI mengadakan sidang sebanyak 2 kali. Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sedangkan sidang kedua dilaksanakan pada tanggal 11 Juli sampai 14 Juli 1945. Selain itu sering diadakan pertemuan tidak resmi antar anggota BPUPKI.

Hasil Sidang Pertama BPUPKI

Pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, BPUPKI melaksanakan sidang pertama di Gedung Chuo Sangi In atau pada masa Belanda disebut Gedung Bolksraad. Sidang pertama BPUPKI menghasilkan perumusan sebuah Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.

Satu hari sebelumnya tepatnya pada tanggal 28 Mei 1945 ditempat yang sama, BPUPKI telah melaksanakan acara pelantikan bersamaan dengan acara pembukaan sidang pertama.

Ada tiga tokoh yang menggagas mengenai dasar negara yaitu Ir. Soekarno, Mr. Mohammad Yamin, dan Prof. Dr. Mr. Supomo. Berikut adalah gagasan dari tiga tokoh tersebut:

Gagasan Mr Mohammad Yamin dalam sidang bpupki pertama :

  • Asas Peri Kebangsaan
  • Asas Peri Kemanusiaan
  • Asas Peri Ketuhanan
  • Asas Peri Kerakyatan
  • Asas Kesejahteraan Rakyat

Gagasan Mr Supomo :

  • Asas Persatuan
  • Asas Mufakat dan Demokrasi
  • Asas Keadilan Sosial
  • Asas Kekeluargaan
  • Asas Musyawarah

Gagasan Ir Soekarno :

  • Sila Kebangsaan Indonesia
  • Sila Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
  • Sila Mufakat atau Demokrasi
  • Sila Kesejahteraan Sosial
  • Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Hasil Sidang Kedua BPUPKI

Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10 Juli sampai 14 Juli 1945. Agenda sidang kedua ini membahas tentang wilayah NKRI, rancangan Undang Undang Dasar (UUD), ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran.

Dalam sidang ini anggoata BPUPKI dibagi menjadi beberapa panitia kecil. Panitia kecil yang dibentuk antara lain:

  • Panitia Pembela Tanah Air (PETA) diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso
  • Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta
  • Panitia Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno

Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, panitia itu beranggotakan 7 orang yaitu:

  1. Prof. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
  2. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
  3. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
  4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
  5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
  6. Dr. Soekiman Swijosandjojo (anggota)
  7. Haji Agus Salim (anggota)

Pada tanggal 13 Juli 1945 sidang panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya yang beranggotakan 7 orang tersebut, tugas panitia itu adalah khusus merancang Undang-Undang Dasar.

Pada tanggal 14 Juli 1945 sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno selaku ketua panitia itu sendiri. Dalam laporan tersebut membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya terdapat tiga masalah pokok yaitu :

  1. Pernyataan Indonesia merdeka
  2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
  3. Batang tubuh UUD yang kemudian dinamakan sebagai “Undang-Undang Dasar 1945”, yang isinya :
  • Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah Hindia-Belanda dulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang Sabah dan Serawak Malaysia, serta wilayah Brunei Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang Timor Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya.
  • Bentuk negara Indonesia dalah Kesatuan
  • Bentuk pemerintah Indonesia adalah Republik
  • Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih
  • Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia

Panitia Sembilan

Hingga akhir sidang pertama BPUPKI, belum diperoleh kesepakatan tentang rumusan dasar negara. Akhirnya dibentuk Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno dengan Moh. Hatta sebagai wakil ketua dan anggotanya, antara lain Mr. Achmad Soebardjo, Mr. Muhammad Yamin, KH. Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzaki, Abikoesno Tjokrosoejoso, H. Agus Salim dan Mr. A.A. Maramis. Tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan mengadakan pertemua dan menghasilkan rumusan dasar negara yang tertuang dalam Piagam Jakarta (Jakarta Charter).

Isi dari piagam Jakarta adalah :

  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
  3. Persatuan Indonesia,
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembubaran BPUPKI

BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah selesai melakukan tugasnya. BPUPKI dibubarkan tanggal 7 Agustus 1945. Kemudian digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang adalah Dookuritsu Junbi Inkai yang diketuai oleh Ir. Soekarno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *